Selasa, 30 November 2010

50 hari terombang ambing dilautan tanpa makanan masih hidup

Image and video hosting by TinyPic

Tuhan masih memberi kehidupan kepada tiga remaja ini hingga mampu bertahan hidup walau harus terkatung-katung di Samudra Pasifik yang luas dan berombak ganas selama 50 hari.

Uniknya, ketiga remaja ini makan dari ikan-ikan kecil yang melompat ke perahunya dan burung datang menghampiri mereka saat lemah lunglai kehabisan bekal.

Kejadian itu bermula ketika ketiga remaja bersaudara yaitu Etueni Nasau alias Edward (14), Samuel Pelesa (15) dan Filo Filo (15) berlayar menggunakan perahu kecil di Kepulauan Tokelau, Selandia Baru.

Ketika sampai di tengah lautan, perahu itu kehabisan bahan bakar sehingga mesin mati. Dalam kondisi begitu, ombak datang hingga menyeret ketiga remaja itu ke tengah samudra berjarak 1.300 kilometer.

Perjalan yang seharusnya pendek pun berubah menjadi hampir dua bulan lamanya. Bekal makanan mereka habis dan nyaris putus asa. Mereka berangkat bulan September dan terkatung-katung hingga akhir November 2010.

"Kami berdoa setiap hari semoga ada yang menyelamatkan kami.
Kami sempat putus harapan dan memperkirakan kami akan mati," kata Edward di rumah sakit di Fiji kepada kantor berita AFP. (29/11).

Mereka tiap hari berdoa agar bisa selamat. Ajaibnya, di saat mereka lemas kelaparan, ada saja ikan-ikan kecil yang melompat ke perahu kecil mereka hingga bisa dimakan untuk bertahan hidup.

Untuk minum tentu hanya berharap dari air hujan. Dan anehnya lagi, burung camar yang biasa liar pun menghampiri mereka untuk disantap. "Kami menangkap ikan-ikan yang melompat ke perahu kami.

Ada seekor burung Camar (sejenis burung dara laut) hinggap ke perahu dan burung itu kami bagi tiga untuk dimakan," kata Edward terbaring lemas. Pada suatu malam, mereka pernah melihat lampu di kejauhan yang diperkirakan adalah kapal, namun mereka menyadari sepertinya awak kapal tidak mungkin melihat mereka.

Kapal itu jauh dan mereka tak mampu berteriak keras atau berdiri melambaikan tangan. Apalagi kala itu malam sehingga tak mungkin awak kapal melihat ketiga remaja itu. Pertolongan pun akhir datang ketika Rabu pekan lalu ada kapal penangkap tuna Selandia Baru melintas dan melihat ketiga remaja itu. "Kami sangat senang akhirnya diselamatkan oleh nelayan.

Saya tidak sabar ingin bertemu keluarga di Tokelau." kata Edward. Harapan ini segera terwujud karena mereka akan diterbangkan ke Tokelau kampung halamannya.

Sumber:(bbc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Saran dan Kritik anda. .